Prestasi Belajar

a.  Pengertian Prestasi Belajar

   Setiap aktifitas yang disadari biasanya mempunyai tujuan. Tujuan itu mejadi arah kegiatan untuk mendapat kejelasan, maka salah satu tujuan dan aktifitas adalah untuk memperoleh hasil yang seoptimal mungkin, bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.

   Bertolak dari uraian di atas, dapatlah dikaitkan dengan pengertian prestasi belajar sebagai berikut:“Prestasi adalah pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan pada umumnya berpengaruh baik pada pekerjaan-pekerjaan yang berikutnya, maksudnya prestasi lebih baik”.(Ach, dkk., 1980:8).

       Dari pengertian prestasi di atas, maka prestasi mengandung beberapa aspek sebagai berikut:

  1. Kemajuan akan pengetahuan atau keterampilan dari suatu pekerjaan.
  2. Dari pekerjaan tersebut dapat menunjukkan hasil dari pekerjaan.
  3. Dihasilkan dari sesuatu yang sedang atau telah di kerjakan.
  4. Hasilnya berpengaruh baik terhadap jenis kerjaan yang sama pada tahap berikutnya.

Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

    Belajar meliputi berbagai cara baru dalam mengerjakan sesuatu sebagaimana mengatasi rintangan-rintangan atau memperoleh atau mempermudah cara menyelesaikan diri terhadap situasi baru. Dari pendapat tersebut di atas, maka dapat dikemukakan ciri-ciri tertentu yang menunjukkan pengertian belajar antara lain :

  1. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang tidak baik.
  2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman dalam arti perubahan oleh karena pertumbuhan atau kematangan.
  3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu merupakan proses panjang, proses belajar itu dari hari kehari, bulan kebulan, sampai tahun ketahun, yang berarti akan mengalami perubahan tingkah laku disebabkan oleh motivasi, perhatian, adaptasi, kepekaan, ketajaman yang biasanya berlangsung sementara.
  4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam berpikir atau memecahkan masalah, kebiasaan dalam bersikap.

Jadi, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah kemajuan atau keberhasilan yang bersifat positif yang dicapai setelah adanya proses, pengalaman, motivasi, adaptasi, perhatian dan latihan. Kemajuan termasuk bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, nilai, cara berpikir dan sebagainya.

b.  Fungsi Utama Prestasi Belajar

     Prestasi semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena beberapa fungsi utama antara lain :

  1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
  2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kegiatan anak didik dalam suatu program pendidikan.
  3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan IPTEK dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
  4. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak merupakan masalah utama dan pertama, karena anak didik diharapkan dapat menyerap materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

         Jika dilihat dari beberapa fungsi, fungsi prestasi tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Disamping itu, prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau penempatan anak didik. Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, bergantung kepada ahli dan versinya masing-masing. Namun diantaranya adalah sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar, untuk keperluan diagnosa, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, seleksi, penempatan, isi kurikulum maupun dalam menentukan kebijaksanaan sekolah.

c.  Jenis-jenis Prestasi Belajar

    Setiap lembaga pendidikan menginginkan agar peserta didiknya mempunyai prestasi yang tinggi. Untuk mengetahui bahwa siswa telah mencapai prestasi belajar seperti apa yang diharapkan pendidik jika dilihat dari adanya perubahan tingkah laku atas sikap dari peserta didik. Bloom menyatakan ada tiga bentuk prestasi yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan dari masing-masing ranah tersebut, yaitu :

a. Prestasi belajar aspek kognitif

     Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif menitikberatkan pada masalah bidang intelektual, sehingga kemampuan akal akan mendapatkan perhatian yaitu kerja otak untuk dapat menguasai berbagai pengetahuan yang diterimanya. Bloom mengklasifikasi tujuan kognitif menjadi enam tingkatan. Keenam aspek pendukung tersebut kesemuanya menitikberatkan pada kemampuan akal semata.

1. Pengetahuan

   Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan tentang materi-materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya.I ni mencakup mengingat semua hal, dari fakta khusus sampai pada teori-teori yang lengkap mencakup pemikiran tentang informasi yang bermanfaat.

2.  Pemahaman

          Didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti atau menguasai materi atau bahan yang dipelajari. Ini dapat ditunjukkan dengan penerjemahan bahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dari kata-kata ke angka-angka, penafsiran bahan (menjelaskan atau merangkum).

3. Penerapan (aplikasi)

         Didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari kedalam situasi-situasi yang baru dan konkret. Ini meliputi penerapan hal-hal seperti aturan-aturan, metode , konsep, hukum dan teori.

4. Analisis (pengkajian)

         Dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menguraikan atau merinci suatu materi atau bahan menjadi komponen-komponen atau bagian-bagian agar struktur organisasinya dapat dipahami.Ini mencakup identifikasi bagian-bagian, mengkaji (menganalisis) hubungan antar bagian-bagian dan mengenali prinsip-prinsip organisasi yang terlibat.

5. Sintesis

          Dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian untuk membentuk suatu keseluruhan yang baru.Ini mencakup produksi dari satu komunikasi yang unit, suatu rencana operasi atau seperangkat hubungan-hubungan yang abstrak. Penekanannya pada tingkah laku yang kreatif sebagai hasil belajar. Namun dengan penekanan utama pada formulasi pola-pola dan struktur-struktur baru.

6. Evaluasi

           Dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu materi untuk maksud tertentu dan berdasarkan pertimbangan kriteria tertentu, yang terdiri dari kriteria internal (organisasi) atau kriteria eksternal (kesesuaian dengan maksud) dan siswa dapat menentukan kriteria atau diberi kriteria.

b. Prestasi belajar aspek afektif

          Ini lebih banyak menitikberatkan pada bidang sikap dan tingkah laku. Aspek ini berkaitan dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa. Prestasi belajar ini diperoleh melalui proses internalisasi, yaitu suatu proses kearah pertumbuhan batiniah atau rohaniah siswa (Sudjana, 1995:76). Aspek afektif ini sudah tentu mempunyai nilai yang lebih tinggi karena didalamnya menyangkut kepribadian siswa”.

         Prestasi belajar aspek afektif ini dapat dikatakan berhasil apabila siswa benar-benar mampu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan dan apa yang diharapkan guru. Bloom berpendapat sebagaimana yang dikutip Ibrahim dan Nana Syaodih bahwa dominan afektif terdiri dari :

a. Penerimaan (receiving)

         Maksudnya yakni kemampuan siswa untuk memperhatikan dalam memberikan sebagai bentuk respon terhadap stimulus tertentu. Dalam pembelajaran ranah ini berkenaan dengan membangkitkan dan mengarahkan perhatian siswa.

b. Merespon (responding)

          Menunjukkan pada partisipasi aktif oleh siswa. Siswa bukan hanya memperhatikan, akan tetapi juga memberikan reaksi atau respon terhadap gejala tertentu. Hasil belajar ditekankan pada kesediaan dan kemauan merespon.

c. Penilaian

           Dimaksudkan sebagai kemampuan memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap suatu gejala, obyek atau tingkah lakutertentu, seperti menerima, menolak, atau tidak menghiraukan.

d. Pengorganisasian

           Dimaksudkan sebagai pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilailain dan kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Jadi, untuk memiliki suatu nilai atau sikap diri yang tegas terhadap suatu yang harus melalui proses pilihan terhadap berbagai nilai-nilai yang sama relevan.

e. Karakterisasi

          Dimaksudkan keterpaduan dari semua sistem nilai dari semua yang telah dimiliki seseorang yang telah mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya (Daradjat, 1995:203).

3. Prestasi belajar aspek psikomotor

         Prestasi belajar aspek psikomotor adalah kemampuan didalam masalah skill atau keterampilan dan kemampuan bertindak. Prestasi belajar aspek psikomotor ini merupakan tingkah laku nyata dan dapat diamati. Adapun tingkatan aspek ini antara lain :

a. Persepsi

         Berhubungan dengan penggunaan untuk memperoleh petunjuk yang membimbing kegiatan motorik.

b. Kesiapan

         Berhubungan dengan sesuatu kesiapsediaan yang meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi untuk melakukan suatu kegiatan keterampilan sebagai tindak lanjut setelah adanya persepsi. Dengan demikian siswa dipandang siap menerima dan mengikuti pengarahan penampilan melalui latihan.

c. Respon terpimpin

          Respon terpimpin merupakan langkah permulaan dalam mempelajari keterampilan yang komplek. Respon terpimpin juga merupakan kecermatan dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.

d. Mekanisme

           Mekanisme adalah suatu penampilan keterampilan yang sudah terbiasa atau bersifat mekanis (menjadi kebiasaan tetapi tidak seperti mesin) dan gerakan-gerakan yang dilakukan dengan penuh keyakinan, mantap, tertib, santun, khidmat dan sempurna. Dapat dipahami bahwa mekanisme ini menitikberatkan pada suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang sesuai untuk mencapai harapan yang diinginkan.

e. Respon yang komplek

            Berhubungan dengan penampilan keterampilan yang sangat mahir, dengan kemampuan tinggi, diperlukan tingkatan prestasi belajar sebelumnya. Dari aspek ini mengacu pada penampilan gerakan dengan mengeluarkan energi fisik maupun psikis (Daradjat, 1995:206).

        Ketiga jenis prestasi belajar tersebut akan lebih sempurna jika ketiganya dimiliki oleh setiap siswa, dimana aspek afektif merupakan aspek yang harus ada dalam PAI. Karena tanpa memiliki sikap dan tingkah laku yang terpuji tentu saja kecerdasan yang ada pada diri siswa tidak akan berarti.

 

Tinggalkan komentar